Sumber gambar : pinterest.com
Budaya Organisasi Menurut Para Ahli > Budaya organisasi merupakan norma yang menginformasikan kepada seluruh anggota
organisasi mengenai Budaya organisasi
sebagai perangkat sistem nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi,
atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para
anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan
masalah-masalah organisasinya. Budaya organisasi juga disebut budaya
perusahaan, yaitu seperangkat nilai- nilai atau norma-norma yang telah
relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi pegawai
sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi. Berikut pengertian budaya organisasi menurut para ahli. | |
1. | Edi
Sutrisno (2011) Budaya
organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat system nilai-nilai, keyakinan-keyakinan,
asumsi-asumsi, atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan
diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan
pemecahan masalah-masalah organisasinya. |
2. | Robbins
dan Judge (2011) Budaya
organisasi adalah sistem makna bersama yang diselenggarakan oleh anggota yang
membedakan satu organisasi dengan organisasi lain. |
3. | Robbins
& Coulter (2010) Budaya
organisasi atau organizational culture adalah sehimpunan nilai,
prinsip, tradisi dan cara bekerja yang dianut bersama oleh dan mempengaruhi perilaku
serta tindakan para anggota organisasi. |
4. | Menurut
Robert (2008) Budaya
organisasi adalah norma yang menginformasikan anggota organisasi mengenai apa
yang dapat diterima, nilai-nilai dominan yang dihargai diatas yang lainnya,
asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota organisasi dan
filsafat yang mengarahkan organisasi dalam berhubungan dengan karyawan dan
kliennya. |
5. | Menurut
Mangkunegara (2005) Budaya
organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan
norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku
bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal. |
6. | Scein
dalam Tika (2006) Budaya
organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, atau
dikembangkan oleh sekelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana
dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota
baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan terkait
dengan masalah-masalah tersebut. |
7. | Menurut
Fahmi (2014) Budaya
organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai
serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong
untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan. |
8. | Mathis
dan Jakson (2006) Budaya
organisasi adalah sebuah pola dari nilai-nilai dan kepercayaan yang disepakati
bersama yang memberikan arti kepada anggota dari organisasi tersebut dan
aturan-aturan berperilaku. |
9. | Rivai
(2008) Budaya
organisasi adalah bagaimana organisasi belajar berhubungan dengan lingkungan
yang merupakan penggabungan dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide,
metafora, dan ide lain untuk menentukan apa arti bekerja dalam suatu
organisasi. |
10. | Koesmono
(2005) Budaya
organisasi merupakan nilai - nilai yang menjadi kebiasaan dan bermula dari
adat istiadat, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri
pelaku kerja atau organisasi. |
11. | Robert
dalam Wirawan (2008) Budaya
organisasi adalah norma yang menginformasikan anggota organisasi mengenai apa
yang dapat diterima dan apa yang tidak dapat diterima, nilai-nilai dominan
yang dihargai diatas yang lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut
bersama oleh anggota organisasi, peraturan main yang harus dipelajari jika
orang ingin dapat sejalan dan diterima sebagai anggota organisasi, dan
filsafat yang mengarahkan organisasi dalam berhubungan dengan karyawan dan
kliennya. |
Elemen-elemen Budaya OrganisasiEugene McKenna dan Nic Beech (2000)
mengelompokan elemen-elemen budaya perusahaan sebagai berikut: | |
1. | Artifacts Merupakan
hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, jika sesorang berhubungan
dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak dikenalnya. Artifacts
termasuk struktur organisasi dan proses yang tampak, seperti produk,
jasa, dan tingkah laku anggota kelompok. |
2. | Espoused
Values Yaitu
alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang dikerjakan.
Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang didukung
kembali kepenemu budaya. Meliputi strategi, sasaran, dan filosofi. |
3. | Basic
Underlying Assumption Yaitu
keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi. Budaya
menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di organisasi, seringkali
melalui asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi meyakini ketepatan
tindakan tersebut. |
Karakteristik Budaya OrganisasiMenurut
Tika (2006) ada empat karakteristik budaya organisasi yaitu: | |
1. | Inisiatif
individual Yang
dimaksud inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau
independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat.
Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu
organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan daya organisasi. |
2. | Toleransi
Terhadap Tindakan Beresiko Dalam
budaya organisasi perlu ditekankan sejauh mana para karyawan dianjurkan untuk
dapat bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko. Suatu budaya
organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota /
para karyawan untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan
organisasi serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya. |
3. | Dukungan
Manajemen Dukungan
manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat memberikan komunikasi
atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan. Perhatian
manajemen terhadap karyawan sangat membantu kelancaran kinerja suatu
organisasi. |
4. | Kontrol Alat
kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma yang
berlaku dalam suatu organisasi. Untuk itu diperlukan sejumlah peraturan dan
tenaga pengawas (atasan langsung) yang dapat digunakan untuk mengawasi dan
mengendalikan perilaku karyawan dalam suatu organisasi. |
Menurut
Robbins (2008) ada sepuluh karakteristik budaya organisasi, yaitu: | |
1. | Inisiatif
individual Yang
dimaksud inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau
independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat.
Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu
organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan daya organisasi. |
2. | Toleransi
Terhadap Tindakan Beresiko. Dalam
budaya organisasi perlu ditekankan sejauh mana para karyawan dianjurkan untuk
dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko. Suatu budaya
organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota/
para karyawan untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan
organisasi serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya. |
3. | Pengarahan Pengarahan
dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat menciptakan dengan jelas
sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas
tercantum dalam visi, misi dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat
berpengaruh terhadap kinerja organisasi. |
4. | Integrasi Integrasi
dimaksudkan sejauh mana organisasi dapat mendorong unit-unit organisasi untuk
bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-unit organisasi dalam
bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan. |
5. | Dukungan
Manajemen Dukungan
manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat memberikan komunikasi
atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan. Perhatian
manajemen terhadap karyawan sangat membantu kelancaran kinerja suatu
organisasi. |
6. | Kontrol Alat
kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma yang
berlaku dalam suatu organisai. Untuk itu diperlukan sejumlah peraturan dan
tenaga pengawas (atasan langsung) yang dapat digunakan untuk mengawasi dan
mengendalikan perilaku karyawan dalam suatu organisasi. |
7. | Identitas Yang
dimaksudkan sejauh mana para karyawan dalam suatu organisasi dapat
mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai kelompok
kerja tertentu. Identitas diri sangat membantu manajemen dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. |
8. | Sistem
Imbalan Sistem
imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji,
promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja karyawan, bukan
senioritas atau pilih kasih. |
9. | Toleransi
terhadap konflik Sejauh
mana para karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara
terbuka. Perbedaan pendapat atau kritik merupakan fenomena yang sering
terjadi namun bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan perbaikan atau perubahan
strategi untuk mencapai tujuan suatu organisasi. |
10. | Pola
Komunikasi Sejauh
mana komunikasi dibatasi oleh hierarki keenangan yang formal. Kadang-kadang
hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan
dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri. |
Unsur-Unsur Budaya OrganisasiTika
(2006) mengemukakan unsur-unsur yang terkandung dalam budaya organisasi yaitu
sebagai berikut: | |
1. | Asumsi
Dasar Dalam budaya organisasi
terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai pedoman
bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berperilaku. |
2. | Keyakinan Keyakinan
yang dianut dan dilaksanakan oleh para anggota organisasi mengandung
nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan umum
organisasi, filosofi usaha, dan prinsip-prinsip usaha. |
3. | Pemimpin Budaya
organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpim organisasi |
4. | Pedoman
mengatasi masalah Dalam
organisasi terdapat dua masalah pokok yang sering muncul, yakni masalah
adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah tersebut
dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama oleh
anggota organisasi. |
5. | Berbagi
nilai (sharing value) Dalam
organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling diinginkan atau apa
yang lebih baik atau berharga bagi seseorang. |
6. | Pewarisan
(learning process) Asumsi
dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan
kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak
dan berperilaku dalam organisasi tersebut. |
7. | Penyesuaian
(adaptation) Perlu penyesuaian anggota
kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku pada kelompok tersebut,
dan adaptasi organisasi terhadap perubahan lingkungan. |
Proses Terbentuknya Budaya OrganisasiKenna
dan Beech (2000) membagi budaya organisasi perusahaan atas beberapa komponen
pembentuk yaitu: | |
1. | Filosofi
yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan
dengan karyawan ataupun klien. |
2. | Nilai-nilai
dominan yang dipegang oleh organisasi. |
3. | Norma-norma
yang diterapkan dalam bekerja. |
4. | Aturan
main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh
anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi. |
5. | Tingkah
laku khas tertentu alam berinteraksi yang rutin dilakukan. Perasaan atau
suasana yang diciptakan dalam organisasi. |
Faktor-faktor Pembentukan Budaya OrganisasiMenurut
Atmosoeprapto (2001) faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi yaitu: | |
1. | Observed
behavioral regularities when people interact Yaitu
bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada, dan
ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi. |
2. | Group
Norms Yaitu
nilai dan standar baku dalam organisasi. |
3. | Exposed
Values Yaitu
nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin dicapai, misalnya
kualitas produk, dan sebagainya. |
4. | Formal
Philosophy Yaitu
kebijakan dan prinsip ideologis yang mengarahkan perilaku organisasi terhadap
karyawan, pelanggan, dan pemegang saham. |
5. | Rules
of the Game Yaitu
aturan-aturan dalam perusahaan (the ropes), hal-hal apa saja yang harus
dipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima di organisasi tersebut. |
6. | Climate Yaitu
Perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan
interaksi antar karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi
dengan pelanggan atau organisasi lain. |
7. | Embedded
Skills Yaitu
kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam menyelesaikan tugasnya, dan
kemampuan menyalurkan keahliannya dari satu generasi ke generasi lainnya. |
8. | Habits
of thinking, mental models, and/or linguistec paradims Yaitu
adanya suatu kesamaan “frame” yang mengarahkan pada persepsi (untuk dapat
mengurangi adanya perbedaan persepsi), pikiran, dan bahasa yang digunakan
oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru pada awal proses
sosialisasi. |
9. | Shared
Meanings Yaitu
rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh karyawan dari interaksi
sehari-hari. |
10. | Root
Metaphors or Integrating Symbols Yaitu
ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai
karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari
bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifacts lainnya. Hal ini
merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping
kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi. |
Fungsi Budaya OrganisasiFungsi budaya organisasi menurut
Robbins (2009) adalah sebagai berikut: | |
1. | Budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. |
2. | Budaya
membawa suatu rasa identitas bagi anggota- anggota organisasi. |
3. | Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang. |
4. | Budaya
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar- standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. |
5. | Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan. |
Sedangkan
menurut Sunarto (2008), budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi antara
lain: | |
1. | Budaya
organisasi berfungsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi, terutama
pada saat organisasi menghadapi guncangan baik dari dalam maupun dari luar
akibat adanya perubahan. |
2. | Budaya
organisasi merupakan alat untuk menyatukan beragam sifat, karakter, bakat dan
kemampuan yang ada di dalam organisasi. |
3. | Budaya
organisasi merupakan salah satu identitas organisasi, artinya perusahaan
memiliki identitas sebagai perusahaan yang mengutamakan ketepatan dan
kecepatan. |
4. | Budaya
organisasi berfungsi sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang
tinggi. |
5. | Budaya
organisasi merupakan representasi dari ciri kualitas yang berlaku dalam
organisasi tersebut. |
6. | Budaya
organisasi merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisasi.
Organsiasi yang kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para
anggotanya. |
7. | Adanya
perubahan di dalam suatu organisasi akan membawa pandangan baru tentang
kepemimpinan. Seorang pemimpin akan dikatakan berhasil apabila dapat membawa
anggotanya keluar dari krisis akibat perubahan yang terjadi. Keberhasilan
pemimpin disebabkan karena ia memiliki visi dan misi yang kuat. |
8. | Salah satu
fungsi budaya organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari stakeholder
nya, yaitu anggota organisasi, pelanggan, pemasok dan pihak pihak lain yang
berhubungan dengan organisasi. |
Tipe Budaya OrganisasiMenurut
Harrison dalam Sobirin (2007) ada empat tipe budaya organisasi: | |
1. | Power
culture Yakni
budaya organisasi dimana kekuasaan mempunyai peranan penting dalam mewarnai
kehidupan organisasi. |
2. | Role
culture Tipikal
organisasi yang menuntut individu-individu yang ada di dalam organisasi,
sesuai dengan posisi masing-masing berperan dalam pencapaian tujuan
organisasi. |
3. | Achievement culture Digunakan
untuk mengelompokkan organisasi yang lebih menekankan atau berorientasi pada
hasil yang harus dicapai. Umumnya perusahaan yang termasuk dalam tipe ini
menuntut pegawainya memiliki energi dan waktu yang cukup didedikasikan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan perusahaan. |
4. | Support culture Budaya
organisasi dimana hubungan antar individu di dalam organisasi dan partisipasi
mereka dalam pengambilan keputusan dianggap penting. Asumsi yang melatar
belakangi tipe budaya ini adalah setiap orang mau terlibat dalam organisasi
jika mereka benar-benar merasa menjadi anggota organisasi dan mendapat
perhatian dari organisasi. |
Manfaat Budaya OrganisasiMenurut Edy (2010),
beberapa manfaat budaya organisasi adalah sebagai berikut: | |
1. | Membatasi
peran yang membedakan antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
Setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga perlu memiliki akar
budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam organisasi. |
2. | Menimbulkan
rasa memiliki sebagai identitas para anggota organisasi.Dengan budaya
organisasi yang kuat anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang
merupakan ciri khas organisasi. |
3. | Mementingkan
tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu. |
4. | Menjaga
stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen organisasi yang direkatkan
oleh pemahaman budaya yang sama akan membuatkondisi organisasi relatif
stabil. |
Dimensi dan Indikator Budaya OrganisasiBerikut adalah indikator budaya organisasi yang dikemukakan oleh Robbins
& Coulter dalam Ardana (2009): | |
1. | Inovasi
dan pengambilan resiko Yaitu
kadar seberapa jauh karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko. |
2. | Perhatian
ke hal yang rinci atau detail Yaitu
kadar seberapa jauh karyawan diharapkan mampu menunjukkan ketepatan, analisis
dan perhatian yang rinci/detail. |
3. | Orientasi
hasil Yaitu
kadar seberapa jauh pimpinan berfokus pada hasil atau output dan bukannya
pada cara mencapai hasil itu. |
4. | Orientasi
orang Yaitu
kadar seberapa jauh keputusan manajemen turut mempengaruhi orang- orang yang
ada dalam organisasi. |
5. | Orientasi
tim Yaitu
kadar seberapa jauh pekerjaan disusun berdasarkan tim dan bukannya
perorangan. |
6. | Keagresifan Yaitu
kadar seberapa jauh karyawan agresif dan bersaing, bukannya daripada bekerja
sama. |
7. | Kemantapan/stabilitas Yaitu
kadar seberapa jauh keputusan dan tindakan organisasi menekankan usaha untuk
mempertahankan status quo. |
Hubungan
antara individu di dalam organisasi dan partisipasi mereka dalam pengambilan
keputusan dianggap penting. Asumsi yang melatar belakangi tipe budaya organisasi adalah
setiap orang mau terlibat dalam organisasi jika mereka benar-benar merasa
menjadi anggota organisasi dan mendapat perhatian dari organisasi. Budaya
organisasi merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi
itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan. Budaya organisasi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan di dalam organisasi. |
Artikel Terkait