Sumber gambar : pinterest.com
Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli > Kecerdasan emosional (EQ) sebagai serangkaian kemampuan pribadi merasakan, memahami, dan
secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,
informasi, dan pengaruh manusia, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan. Kecerdasan
emosional merupakan kemampuan seseorang untuk bisa mengenal dirinya sendiri
dengan lebih baik dan mengenal orang lain sehingga akan mampu menjalin sebuah
hubungan yang harmonis dengan orang lain. Berikut pengertian kecerdasan emosional menurut para ahli. | ||
1. | Martin
(2003) Kecerdasan
emosional ialah kemampuan untuk memahami diri sendiri, untuk berempati
terhadap perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara bersama
berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang. | |
2. | Napoleon
Hills dalam Agustian (2005) Kecerdasan
emosional atau EQ sebagai kekuatan berpikir alam bawah sadar yang berfungsi
sebagai tali kendali atau pendorong. Ia tidak digerakkan oleh sarana logis. | |
3. | Robbins
dan Judge (2008) Kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola
petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. | |
4. | Suharsono
(2005) Kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk melihat, mengamati, mengenali bahkan
mempertanyakan “diri” sendiri. | |
5. | Goleman
(2002) Kecerdasan
emosional adalah kemampuankemampuan yang mencakup pengendalian diri,
semangat, ketekunan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. | |
6. | Cooper
dan Sawaf (2000) Kecerdasan
emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh
yang manusiawi. | |
7. | Mubayidh
(2006) Kecerdasan
Emosional adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional
dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya. | |
8. | Dameria
(2005) Kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, mengolah emosi
baik emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain dengan tindakan
konstruktif yang mempromosikan kerjasama sebagai tim yang mengacu pada
produktifitas dan bukan pada konflik. | |
9. | Goleman
Yanuarita (2014) Kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan
inteligensi, menjaga keselarasan emosi, dan pengungkapannya melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial. | |
10. | Robbins dan Judge (2009) Kecerdasan
emosional (emotional intelligence) adalah kemampuan seseorang untuk
mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. | |
Faktor-faktor
Kecerdasan Emosional Menurut
Goleman (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional,
yaitu: | ||
1. | Pengalaman Kecerdasan
emosional dapat meningkat sepanjang hidup manusia. Sepanjang perjalanan hidup
yang normal, kecerdasan emosional cenderung bertambah sementara manusia
belajar untuk menangani suasana hati, menangani emosi yang menyulitkan,
sehingga semakin cerdas dalam hal emosi dan dalam berhubungan dengan orang
lain. | |
2. | Usia Orang
yang lebih tua dapat sama baiknya atau lebih baik dibandingkan orang yang
lebih muda dalam penguasaan kecakapan emosi baru. | |
3. | Jenis
kelamin Pria
dan wanita mempunyai kemampuan yang sama dalam hal meningkatkan kecerdasan
emosional.tetapi rata-rata wanita mungkin dapat lebih tinggi dibanding kaum
pria dalam beberapa ketrampilan emosi, walaupun secara statistik ada
perbedaan yang nyata diantara kedua kelompok tersebut. | |
4. | Jabatan Semakin
tinggi jabatan seseorang, maka semakin penting ketrampilan antar pribadinya
dalam membuatnya menonjol dibanding mereka yang berprestasi biasa-biasa atau
dengan kata lain bahwa semakin tinggi jabatan, maka semakin tinggi kecerdasan
emosional yang dimilikinya. | |
Aspek-aspek
Kecerdasan Emosional Goleman
(2002), membagi aspek-aspek kecerdasan emosional menjadi 5 wilayah yang
menjadi pedoman dalam mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: | ||
1. | Kesadaran
Diri (Self Awareness) Kesadaran
diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar
dari kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan
perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman
tentang diri sendiri. Ketidakmampuan dalam
mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan
perasaan, sehingga tidak peka akan perasaan diri dan orang lain yang
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan atas suatu masalah. Aspek
kesadaran diri atas 3 kecakapan yaitu: | |
a. | Kesadaran
emosi Kesadaran
emosi : tahu tentang bagaimana pengaruh emosi terhadap kinerja, dan kemampuan
menggunakan nilai-nilai untuk memndu pembuatan keputusan. | |
b. | Penilaian
diri secara akurat Perasaan
yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan batas-batas pribadi, visi yang jelas
tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan belajar dari pengalaman. | |
c. | Percaya
diri Keberanian
yang datang dari diri sendiri dan kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai
dan tujuan diri. | |
2. | Pengaturan
diri (Self Management) Pengaturan
diri berarti pengelolaan impulse dan
perasaan yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan
kecakapan yang sangat tergantung pada kesadaran diri sendiri. Emosi dikatakan
berhasil apabila : mampu menghibur diri sendiri ketika ditimpa musibah, dapat
melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan
cepat dari semuanya itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam
mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau
melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri. Aspek
pengaturan diri terdiri dari 5 kecakapan, yaitu: | |
a. | Pengendalian
diri : mengelola emosi dan dampak yang merusak secara efektif. | |
b. | Dapat
dipercaya : menunjukkan kejujuran dan integritas. | |
c. | Kehati-hatian
: dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban. | |
d. | Adaptabilitas
: keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan. | |
e. | Inovasi
: bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru dan informasi terkini. | |
3. | Motivasi Kemampuan
seseorang memotivasi diri sendiri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai
berikut : cara mengendalikan dorongan hati, kekuatan berpikir positif,
optimisme dan keadaan flow, yaitu
keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang
sedang terjadi, pekerjaannya yang hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan
memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki
pandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Aspek
motivasi terdiri dari empat kecakapan, yaitu: | |
a. | Dorongan
berprestasi : dorongan untuk meningkatkan kualitas diri atau memenuhi
standart keunggulan. | |
b. | Komitmen
: setia pada visi dan sasaran kelompok. | |
c. | Inisiatif
: menunjukkan produktivitas, menggunakan setiap peluang dengan baik untuk
mencapai sasaran diri. | |
d. | Optimisme
: menunjukkan ketekunan diri dalam mengejar sasaran. | |
4. | Empati Empati
atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika
seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan
terampil membaca perasaan orang lain sebaliknya orang yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu
menghormati perasaan orang lain. Aspek
empati terdiri dari lima kecakapan, yaitu: | |
a. | Memahami
orang lain : mengindera perasaan-perasaan perspektif orang lain, serta
menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan mereka. | |
b. | Orientasi
melayani : mengantisipasi, mengakui, dan memenuhi kebutuhan-kebetuhan orang
lain. | |
c. | Mengembangkan
orang lain : mengindera kebutuhan orang lain untuk berkembvang dan
meningkatkan kemampuan mereka. | |
d. | Memanfaatkan
keragaman: menumbuhkan kesempatankesempatan melalui keragaman pada orang lain | |
e. | Kesadaran
politik : membaca kecenderungan politik dan sosial dalam lingkungan. | |
5. | Ketrampilan
sosial Ketrampilan
sosial merupakan seni dalam membina hubungan dengan
orang lain yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan. Tanpa memiliki ketrampilan
seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Aspek
ketrampilan sosial terdiri dari 5 kecakapan yaitu: | |
a. | Pengaruh
: menerapkan taktik persuasi secara efektif | |
b. | Komunikasi
: mengirimkan pesan secara jelas dan meyakinkan. | |
c. | Kepemimpinan
: mampu menjadi pemimpin yang baik dari orang lain. | |
d. | Katalisator
Perubahan : mengawali, mendorong, atau mengelola perubahan. | |
e. | Manajemen
konflik : mampu mengatasi dan menyelesaikan konflik yang ada. | |
Komponen
Kecerdasan Emosional Goleman
(2003) dalam Zakiah (2013), membagi kecerdasan emosional menjadi lima
komponen sebagai berikut: | ||
1. | Pengenalan
Diri (Self Awareness) Pengenalan
diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan
digunakan untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolok ukur yang
realistis atas kemampuan
diri dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Unsurunsur kesadaran diri,
yaitu: | |
a. | Kesadaran
emosi (emosional awareness), yaitu mengenali emosinya sendiri dan
efeknya. | |
b. | Penilaian
diri secara teliti (accurate self awareness), yaitu mengetahui
kekuatan dan batas-batas diri sendiri. | |
c. | Percaya
diri (self confidence), yaitu keyakinan tentang harga diri dan
kemampuan sendiri. | |
2. | Pengendalian
Diri (Self Regulation) Pengendalian
diri adalah kemampuan menangani emosi diri sehingga berdampak positif pada
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan
sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan emosi.
Unsur-unsur pengendalian diri, yaitu: | |
a. | Kendali
diri (self-control), yaitu mengelola emosi dan desakan hati yang
merusak. | |
b. | Sifat
dapat dipercaya (trustworthiness), yaitu memelihara norma kejujuran
dan integritas. | |
c. | Kehati-hatian
(conscientiousness), yaitu bertanggung jawab atas kinerja pribadi. | |
d. | Adaptabilitas
(adaptability), yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan. | |
e. | Inovasi
(innovation), yaitu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan,
pendekatan, dan informasi-informasi baru. | |
3. | Motivasi
(Motivation) Motivasi
adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan
semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta mampu
mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi,
yaitu: | |
a. | Dorongan
prestasi (achievement drive), yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik
atau memenuhi standar keberhasilan. | |
b. | Komitmen
(commitmen), yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau
lembaga. | |
c. | Inisiatif
(initiative), yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. | |
d. | Optimisme
(optimisme), yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada
halangan dan kegagalan. | |
4. | Empati
(Emphaty) Empati
adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mampu memahami
perspektif orang lain dan menimbulkan hubungan saling percaya, serta mampu
menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu: | |
a. | Memahami
orang lain (understanding others), yaitu mengindra perasaan dan
perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan
mereka. | |
b. | Mengembangkan
orang lain (developing other), yaitu merasakan kebutuhan perkembangan
orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain. | |
c. | Orientasi
pelayanan (service orientation), yaitu mengantisipasi, mengenali, dan
berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. | |
d. | Memanfaatkan
keragaman (leveraging diversity), yaitu menumbuhkan peluang melalui
pergaulan dengan bermacam-macam orang. | |
e. | Kesadaran
politis (political awareness), yaitu mampu membaca arus-arus emisi
sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan. | |
5. | Keterampilan
Sosial (Social Skills) Keterampilan
sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan
orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan
perselisihan, dan bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur ketrampilan sosial,
yaitu: | |
a. | Pengaruh
(influence), yaitu memiliki taktik untuk melakukan persuasi. | |
b. | Komunikasi
(communication), yaitu mengirim pesan yang jelas dan meyakinkan. | |
c. | Manajemen
konflik (conflict management), yaitu negoisasi dan pemecahan silang
pendapat. | |
d. | Kepemimpinan
(leadership), yaitu membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan
orang lain. | |
e. | Katalisator
perubahan (change catalyst), yaitu memulai dan mengelola perusahaan. | |
f. | Membangun
hubungan (building bond), yaitu menumbuhkan hubungan yang bermanfaat. | |
g. | Kolaborasi
dan kooperasi (collaboration and cooperation), yaitu kerjasama dengan
orang lain demi tujuan bersama. | |
h. | Kemampuan
tim (tim capabilities), yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam
memperjuangkan tujuan bersama. | |
Kemampuan Utama Kecerdasan Emosional Gardner
dalam Yanuarita (2014), mendefenisikan kemampuan kecerdasan emosional menjadi
lima kemampuan utama, yaitu: | ||
1. | Mengenali
Emosi Diri Mengenali
emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu
perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan
emosional, yakni kesadaran orang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri
membuat seseorang lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang
suasana hati, bila kurang waspada akan individu menjadi mudah larut dalam
aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran
diri tidak terbatas pada mengamati diri dan mengenali perasaan akan tetapi
juga menghimpun kosa kata untuk perasaan dan mengetahui hubungan antara
pikiran, perasaan, dan reaksi. Menurut Goleman kesadaran seseorang terhadap
titik lemah serta kemampuan pribadi seseorang juga merupakan bagaian dari
kesadaran diri. Kesadaran diri sangat penting dalam pembentukan konsep diri
yang positif. Konsep diri adalah pandangan pribadi terhadap diri sendiri,
yang mencakup tiga aspek yaitu: | |
a. | Kesadaran
emosi, yaitu tahu tentang bagaimana pengaruhnya emosi terhadap kinerja, dan
kemampuan menggunakan nilai-nilai untuk memandu pembuatan keputusan. | |
b. | Penilaian
diri secara akurat, yaitu perasaan yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan
batas-batas pribadi, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan
kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang lain. | |
c. | Percaya
diri, yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri. | |
2. | Mengelola
Emosi Mengelola
emosi merupakan kemampuan individu dalam menangai perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.
Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteran emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas
terlampau lama akan mengoyak kestabilan. Kemampaun ini mencakup kemampuan
untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditumbulkannya serta kemampuan untuk
bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. | |
3. | Memotivasi
Diri Sendiri Motivasi
merupakan suatu energy yang dapat menimbulkan tingkat antusiasme dalam
melaksanakan suatu aktivitas, baik yang bersumber dari dalam diri individi
itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik). Istilah motivasi mengacu pada sebab atau mengapa, suatu
organsisme yang dimotivasi akan lebih efektif daripada tidak dimotivasi. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan, dorongan, harapan, kebutuhan, tujuan,
sasaran, dan insentif. Hal tersebut dapat dijelaskan menjadi beberapa
komponen utama yaitu : | |
a. | Kebutuhan
: hal ini terjadi jika individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang
ia miliki dan apa yang ia harapkan. | |
b. | Dorongan
: kekuatan internal untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan
yang timbul sebagai hasil dari kebutuhan biologis,seperti kebutuhan makan dan
minum. Kondisi seperti ini akan memotivasi pelaku untuk mengulangi kebutuhan
tersebut. | |
c. | Tujuan
: hal yang ingin dicapai seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan
perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan
motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Selain
itu yang berkaitan dengan motivasi adalah optimisme. Menurut Goleman,
optimisme seperti harapan memiliki pengharapan yang kuat bahwa secara umum,
segala sesuatu dalam kehidupan akan sukses kendati ditimpa kemunduran dan
frustasi. Dari titik pandang kecerdasan emosional, optimisme merupakan sikap
yang menyangga orang agar jangan sampai jatuh dalam keputusasaan atau depresi
saat menghadapi kesulitan, karena optimisme membawa keberuntungan dalam
kehidupan. | |
d. | Mengenali
Emosi Orang Lain Menurut Goleman
kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukan
kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih
mampu menangkap sinyal-sinyal social tersembunyi yang
mengisyaratkan apa kebutuhan orang lain. Sehingga lebih mampu menerima sudut
pandang orang lain, peka terhadap perasaan dan lebih mampu mendengarkan orang
lain. Seseorang yang mampu membaca orang lain juga mempunyai kesadaran diri
yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan
mengakui emosinya sendiri, orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca
perasaan orang lain. Makna
empati adalah memahami perasaan dan masalah orang lain serta berpikir dengan
sudut pandang mereka, menghargai perbedaan persasaan orang mengenai berbagai
hal. Menurut Goleman kemampuan indera perasaan seseorang sebelumn yang
bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati. Empati memahami
cara-cara komunikasi yang dibangun di atas kecakapan-kecakapan yang lebih
mendasar, khususnya kesadaran diri (self awareness) dan kendali diri (self
control). | |
e. | Keterampilan
Sosial Keterampilan
social, adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan
dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan social,
berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan untuk mempengaruhi dan
memimpin, bermusyawarah, meyelesaikan perselisihan untuk bekerjasama dalam
tim. Kemampuan
ini dimulai dengan mengelola emosi diri sendiri dan berlanjut pada kemampuan
menangani emosi orang lain. Menurut Goleman, menangani emosi orang lain
merupakan seni yang mantap untuk menjalin hubungan, membutuhkan kematangan
dua keterampilan emosional lain, yaitu manajemen diri dan empati. Dengan
kedua landasan tersebut, keterampilan berhubungan dengan orang lain akan
matang. Ini merupakan kecakapan social yang mendukung keberhasilan dalam
pergaulan dengan orang lain. | |
Manfaat Kecerdasan Emosional Menurut
Masaong dan Tilomi (2011), manfaat dari kecerdasan emosional adalah sebagai
berikut: | ||
1. | Mengatasi
Stres Stres merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup dan dapat
dialami oleh siapa saja. Toleransi terhadap stres merupakan kemampuan untuk
bertahan terhadap peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan. Orang yang
cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak,
tegar, dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. | |
2. | Mengendalikan
Dorongan Hati (Menahan Diri) Merupakan karakteristik emosi untuk menunda
kesenangan sesaat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Mengendalikan
dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau
kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar di masa yang akan
datang. | |
3. | Mengelola
Suasana Hati Merupakan kemampuan emosional yang meliputi kecakapan untuk tetap
tenang dalam suasana apapun, menghilangkan gelisah yang timbul, mengatasi
kesedihan atau berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan. Aristoteles
mengatakan bahwa marah itu mudah akan tetapi untuk marah kepada orang yang
tepat, tingkat yang tepat, waktu, tujuan dengan cara yang tepat hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang yang cerdas secara emosi. | |
4. | Dapat
Memotivasi Diri Orang yang mampu memotivasi diri sendiri akan cenderung
sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang dihadapi. Ada begitu banyak
cara dalam memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak membaca buku
atau artikel-artikel positif, tetap fokus pada impian, mengevaluasi diri, dan
terus melakukan intropeksi diri. | |
5. | Memiliki
Kemampuan Sosial Orang yang cerdas secara emosi mampu menjalin hubungan
sosial dengan siapa saja. Seseorang yang memiliki kemampuan sosial dapat
bergaul, menyenangkan, dan tenggang rasa terhadap orang lain. | |
6. | Mampu
Memahami Orang Lain Menyadari dan menghargai orang lain adalah hal terpenting
dalam kecerdasan emosi. Hal ini disebut dengan empati. Keuntungan yang
didapatkan dari memahami orang lain adalah kita lebih banyak pilihan tentang
cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan
menjalin hubungan baik dengan orang lain. | |
Dimensi Dan Indikator Kecerdasan Emosional Menurut
Salovey dalam Goleman, 2002), terdapat lima dimensi utama kecerdasan emosional
yaitu: | ||
1. | Mengenali
emosi diri Mengenali
emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu
perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan
emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood,
yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. | |
2. | Mengelola
emosi Mengelola
emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam
diri individu. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri,
melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang
menekan. | |
3. | Memotivasi
diri sendiri Prestasi
harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti
memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan
dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu
antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri. | |
4. | Mengenali
emosi orang lain Kemampuan
untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Kemampuan seseorang
untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati
seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap
sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang
lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan
orang lain. | |
5. | Membina
Hubungan Kemampuan
dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang
popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Keterampilan dalam
berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. | |
Menurut
Daniel Goleman (1995), terdapat 5 (lima) Indikator yang akan digunakan
mengukur kecerdasan emosional yakni: | ||
1. | Mengenali
emosi diri Mengenali
emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu
perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan
emosional, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri
membuat kita lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang
suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam
aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin
penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk
mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi. | |
2. | Mengelola
emosi Mengelola
emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.
Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau
lama akan mengoyak kestabilan kita . Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk
menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan
dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari
perasaan-perasaan yang menekan. | |
3. | Memotivasi
diri sendiri Meraih
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang
berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati,
serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah,
optimis dan keyakinan diri. | |
4. | Mengenali
emosi orang lain Kemampuan
untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman
kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan
empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa
yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang
orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk
mendengarkan orang lain. | |
5. | Membina
hubungan Kemampuan
dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang
popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama. Keterampilan dalam
berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.
Terkadang manusia sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit
juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. | |
Kecerdasan
emosional (EQ) dapat mempengaruhi pikiran, perkataan, maupun perilaku
seseorang, termasuk dalam pekerjaan. Individu yang memiliki kecerdasan
emosional akan mampu mengetahui kondisi emosionalnya dan cara mengekspresikan
emosinya secara tepat sehingga emosinya dapat dikontrol dan memberikan banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari. |
Artikel Terkait