Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli

Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli > Kecerdasan emosional (EQ) sebagai serangkaian kemampuan pribadi merasakan, memahami, dan secara efektif
Sumber gambar : pinterest.com

Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli > Kecerdasan emosional (EQ) sebagai serangkaian kemampuan pribadi merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh manusia, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk bisa mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik dan mengenal orang lain sehingga akan mampu menjalin sebuah hubungan yang harmonis dengan orang lain. Berikut pengertian kecerdasan emosional menurut para ahli.
1.
Martin (2003)
Kecerdasan emosional ialah kemampuan untuk memahami diri sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang.
2.
Napoleon Hills dalam Agustian (2005)
Kecerdasan emosional atau EQ sebagai kekuatan berpikir alam bawah sadar yang berfungsi sebagai tali kendali atau pendorong. Ia tidak digerakkan oleh sarana logis.
3.
Robbins dan Judge (2008)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional.
4.
Suharsono (2005)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk melihat, mengamati, mengenali bahkan mempertanyakan “diri” sendiri.
5.
Goleman (2002)
Kecerdasan emosional adalah kemampuankemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
6.
Cooper dan Sawaf (2000)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
7.
Mubayidh (2006)
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya.
8.
Dameria (2005)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, mengolah emosi baik emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain dengan tindakan konstruktif yang mempromosikan kerjasama sebagai tim yang mengacu pada produktifitas dan bukan pada konflik.
9.
Goleman Yanuarita (2014)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi, dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
10.
Robbins dan Judge (2009)
Kecerdasan emosional (emotional intelligence) adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional.

Faktor-faktor Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu:
1.
Pengalaman
Kecerdasan emosional dapat meningkat sepanjang hidup manusia. Sepanjang perjalanan hidup yang normal, kecerdasan emosional cenderung bertambah sementara manusia belajar untuk menangani suasana hati, menangani emosi yang menyulitkan, sehingga semakin cerdas dalam hal emosi dan dalam berhubungan dengan orang lain.
2.
Usia
Orang yang lebih tua dapat sama baiknya atau lebih baik dibandingkan orang yang lebih muda dalam penguasaan kecakapan emosi baru.
3.
Jenis kelamin
Pria dan wanita mempunyai kemampuan yang sama dalam hal meningkatkan kecerdasan emosional.tetapi rata-rata wanita mungkin dapat lebih tinggi dibanding kaum pria dalam beberapa ketrampilan emosi, walaupun secara statistik ada perbedaan yang nyata diantara kedua kelompok tersebut.
4.
Jabatan
Semakin tinggi jabatan seseorang, maka semakin penting ketrampilan antar pribadinya dalam membuatnya menonjol dibanding mereka yang berprestasi biasa-biasa atau dengan kata lain bahwa semakin tinggi jabatan, maka semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimilikinya.

Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Goleman (2002), membagi aspek-aspek kecerdasan emosional menjadi 5 wilayah yang menjadi pedoman dalam mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1.
Kesadaran Diri (Self Awareness)
Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri sendiri. Ketidakmampuan dalam mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan, sehingga tidak peka akan perasaan diri dan orang lain yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan atas suatu masalah. Aspek kesadaran diri atas 3 kecakapan yaitu:

a.
Kesadaran emosi
Kesadaran emosi : tahu tentang bagaimana pengaruh emosi terhadap kinerja, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai untuk memndu pembuatan keputusan.

b.
Penilaian diri secara akurat
Perasaan yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan batas-batas pribadi, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan belajar dari pengalaman.

c.
Percaya diri
Keberanian yang datang dari diri sendiri dan kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai dan tujuan diri.
2.
Pengaturan diri (Self Management)
Pengaturan diri berarti pengelolaan impulse dan perasaan yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan yang sangat tergantung pada kesadaran diri sendiri. Emosi dikatakan berhasil apabila : mampu menghibur diri sendiri ketika ditimpa musibah, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semuanya itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan diri sendiri. Aspek pengaturan diri terdiri dari 5 kecakapan, yaitu:

a.
Pengendalian diri : mengelola emosi dan dampak yang merusak secara efektif.

b.
Dapat dipercaya : menunjukkan kejujuran dan integritas.

c.
Kehati-hatian : dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban.

d.
Adaptabilitas : keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan.

e.
Inovasi : bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru dan informasi terkini.
3.
Motivasi
Kemampuan seseorang memotivasi diri sendiri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : cara mengendalikan dorongan hati, kekuatan berpikir positif, optimisme dan keadaan flow, yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya yang hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Aspek motivasi terdiri dari empat kecakapan, yaitu:

a.
Dorongan berprestasi : dorongan untuk meningkatkan kualitas diri atau memenuhi standart keunggulan.

b.
Komitmen : setia pada visi dan sasaran kelompok.

c.
Inisiatif : menunjukkan produktivitas, menggunakan setiap peluang dengan baik untuk mencapai sasaran diri.

d.
Optimisme : menunjukkan ketekunan diri dalam mengejar sasaran.
4.
Empati
Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. Aspek empati terdiri dari lima kecakapan, yaitu:

a.
Memahami orang lain : mengindera perasaan-perasaan perspektif orang lain, serta menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan mereka.

b.
Orientasi melayani : mengantisipasi, mengakui, dan memenuhi kebutuhan-kebetuhan orang lain.

c.
Mengembangkan orang lain : mengindera kebutuhan orang lain untuk berkembvang dan meningkatkan kemampuan mereka.

d.
Memanfaatkan keragaman: menumbuhkan kesempatankesempatan melalui keragaman pada orang lain

e.
Kesadaran politik : membaca kecenderungan politik dan sosial dalam lingkungan.
5.
Ketrampilan sosial
Ketrampilan sosial merupakan seni dalam membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan. Tanpa memiliki ketrampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Aspek ketrampilan sosial terdiri dari 5 kecakapan yaitu:

a.
Pengaruh : menerapkan taktik persuasi secara efektif

b.
Komunikasi : mengirimkan pesan secara jelas dan meyakinkan.

c.
Kepemimpinan : mampu menjadi pemimpin yang baik dari orang lain.

d.
Katalisator Perubahan : mengawali, mendorong, atau mengelola perubahan.

e.
Manajemen konflik : mampu mengatasi dan menyelesaikan konflik yang ada.

Komponen Kecerdasan Emosional
Goleman (2003) dalam Zakiah (2013), membagi kecerdasan emosional menjadi lima komponen sebagai berikut:
1.
Pengenalan Diri (Self Awareness)
Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan digunakan untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Unsurunsur kesadaran diri, yaitu:

a.
Kesadaran emosi (emosional awareness), yaitu mengenali emosinya sendiri dan efeknya.

b.
Penilaian diri secara teliti (accurate self awareness), yaitu mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.

c.
Percaya diri (self confidence), yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.
2.
Pengendalian Diri (Self Regulation)
Pengendalian diri adalah kemampuan menangani emosi diri sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan emosi. Unsur-unsur pengendalian diri, yaitu:

a.
Kendali diri (self-control), yaitu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak.

b.
Sifat dapat dipercaya (trustworthiness), yaitu memelihara norma kejujuran dan integritas.

c.
Kehati-hatian (conscientiousness), yaitu bertanggung jawab atas kinerja pribadi.

d.
Adaptabilitas (adaptability), yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan.

e.
Inovasi (innovation), yaitu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-informasi baru.
3.
Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu:

a.
Dorongan prestasi (achievement drive), yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.

b.
Komitmen (commitmen), yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga.

c.
Inisiatif (initiative), yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.

d.
Optimisme (optimisme), yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.
4.
Empati (Emphaty)
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu:

a.
Memahami orang lain (understanding others), yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.

b.
Mengembangkan orang lain (developing other), yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain.

c.
Orientasi pelayanan (service orientation), yaitu mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.

d.
Memanfaatkan keragaman (leveraging diversity), yaitu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang.

e.
Kesadaran politis (political awareness), yaitu mampu membaca arus-arus emisi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan.
5.
Keterampilan Sosial (Social Skills)
Keterampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan perselisihan, dan bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur ketrampilan sosial, yaitu:

a.
Pengaruh (influence), yaitu memiliki taktik untuk melakukan persuasi.

b.
Komunikasi (communication), yaitu mengirim pesan yang jelas dan meyakinkan.

c.
Manajemen konflik (conflict management), yaitu negoisasi dan pemecahan silang pendapat.

d.
Kepemimpinan (leadership), yaitu membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain.

e.
Katalisator perubahan (change catalyst), yaitu memulai dan mengelola perusahaan.

f.
Membangun hubungan (building bond), yaitu menumbuhkan hubungan yang bermanfaat.

g.
Kolaborasi dan kooperasi (collaboration and cooperation), yaitu kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama.

h.
Kemampuan tim (tim capabilities), yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.

Kemampuan Utama Kecerdasan Emosional
Gardner dalam Yanuarita (2014), mendefenisikan kemampuan kecerdasan emosional menjadi lima kemampuan utama, yaitu:
1.
Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, yakni kesadaran orang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat seseorang lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada akan individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.

Kesadaran diri tidak terbatas pada mengamati diri dan mengenali perasaan akan tetapi juga menghimpun kosa kata untuk perasaan dan mengetahui hubungan antara pikiran, perasaan, dan reaksi. Menurut Goleman kesadaran seseorang terhadap titik lemah serta kemampuan pribadi seseorang juga merupakan bagaian dari kesadaran diri. Kesadaran diri sangat penting dalam pembentukan konsep diri yang positif. Konsep diri adalah pandangan pribadi terhadap diri sendiri, yang mencakup tiga aspek yaitu:

a.
Kesadaran emosi, yaitu tahu tentang bagaimana pengaruhnya emosi terhadap kinerja, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai untuk memandu pembuatan keputusan.

b.
Penilaian diri secara akurat, yaitu perasaan yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan batas-batas pribadi, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang lain.

c.
Percaya diri, yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.
2.
Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangai perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteran emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan. Kemampaun ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditumbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
3.
Memotivasi Diri Sendiri
Motivasi merupakan suatu energy yang dapat menimbulkan tingkat antusiasme dalam melaksanakan suatu aktivitas, baik yang bersumber dari dalam diri individi itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Istilah motivasi mengacu pada sebab atau mengapa, suatu organsisme yang dimotivasi akan lebih efektif daripada tidak dimotivasi.

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, dorongan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif. Hal tersebut dapat dijelaskan menjadi beberapa komponen utama yaitu :

a.
Kebutuhan : hal ini terjadi jika individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan.

b.
Dorongan : kekuatan internal untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan yang timbul sebagai hasil dari kebutuhan biologis,seperti kebutuhan makan dan minum. Kondisi seperti ini akan memotivasi pelaku untuk mengulangi kebutuhan tersebut.

c.
Tujuan : hal yang ingin dicapai seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan.

Selain itu yang berkaitan dengan motivasi adalah optimisme. Menurut Goleman, optimisme seperti harapan memiliki pengharapan yang kuat bahwa secara umum, segala sesuatu dalam kehidupan akan sukses kendati ditimpa kemunduran dan frustasi. Dari titik pandang kecerdasan emosional, optimisme merupakan sikap yang menyangga orang agar jangan sampai jatuh dalam keputusasaan atau depresi saat menghadapi kesulitan, karena optimisme membawa keberuntungan dalam kehidupan.

d.
Mengenali Emosi Orang Lain
Menurut Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal social tersembunyi yang mengisyaratkan apa kebutuhan orang lain. Sehingga lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan dan lebih mampu mendengarkan orang lain. Seseorang yang mampu membaca orang lain juga mempunyai kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

Makna empati adalah memahami perasaan dan masalah orang lain serta berpikir dengan sudut pandang mereka, menghargai perbedaan persasaan orang mengenai berbagai hal. Menurut Goleman kemampuan indera perasaan seseorang sebelumn yang bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati. Empati memahami cara-cara komunikasi yang dibangun di atas kecakapan-kecakapan yang lebih mendasar, khususnya kesadaran diri (self awareness) dan kendali diri (self control).

e.
Keterampilan Sosial
Keterampilan social, adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan social, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, meyelesaikan perselisihan untuk bekerjasama dalam tim.

Kemampuan ini dimulai dengan mengelola emosi diri sendiri dan berlanjut pada kemampuan menangani emosi orang lain. Menurut Goleman, menangani emosi orang lain merupakan seni yang mantap untuk menjalin hubungan, membutuhkan kematangan dua keterampilan emosional lain, yaitu manajemen diri dan empati. Dengan kedua landasan tersebut, keterampilan berhubungan dengan orang lain akan matang. Ini merupakan kecakapan social yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain.

Manfaat Kecerdasan Emosional
Menurut Masaong dan Tilomi (2011), manfaat dari kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:
1.
Mengatasi Stres Stres merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup dan dapat dialami oleh siapa saja. Toleransi terhadap stres merupakan kemampuan untuk bertahan terhadap peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan. Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar, dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat.
2.
Mengendalikan Dorongan Hati (Menahan Diri) Merupakan karakteristik emosi untuk menunda kesenangan sesaat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar di masa yang akan datang.
3.
Mengelola Suasana Hati Merupakan kemampuan emosional yang meliputi kecakapan untuk tetap tenang dalam suasana apapun, menghilangkan gelisah yang timbul, mengatasi kesedihan atau berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan. Aristoteles mengatakan bahwa marah itu mudah akan tetapi untuk marah kepada orang yang tepat, tingkat yang tepat, waktu, tujuan dengan cara yang tepat hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang cerdas secara emosi.
4.
Dapat Memotivasi Diri Orang yang mampu memotivasi diri sendiri akan cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang dihadapi. Ada begitu banyak cara dalam memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak membaca buku atau artikel-artikel positif, tetap fokus pada impian, mengevaluasi diri, dan terus melakukan intropeksi diri.
5.
Memiliki Kemampuan Sosial Orang yang cerdas secara emosi mampu menjalin hubungan sosial dengan siapa saja. Seseorang yang memiliki kemampuan sosial dapat bergaul, menyenangkan, dan tenggang rasa terhadap orang lain.
6.
Mampu Memahami Orang Lain Menyadari dan menghargai orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini disebut dengan empati. Keuntungan yang didapatkan dari memahami orang lain adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Dimensi Dan Indikator Kecerdasan Emosional
Menurut Salovey dalam Goleman, 2002), terdapat lima dimensi utama kecerdasan emosional yaitu:
1.
Mengenali emosi diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.
2.
Mengelola emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
3.
Memotivasi diri sendiri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
4.
Mengenali emosi orang lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
5.
Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

Menurut Daniel Goleman (1995), terdapat 5 (lima) Indikator yang akan digunakan mengukur kecerdasan emosional yakni:
1.
Mengenali emosi diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat kita lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
2.
Mengelola emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita . Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
3.
Memotivasi diri sendiri
Meraih Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap  kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
4.
Mengenali emosi orang lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
5.
Membina hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Terkadang manusia sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Kecerdasan emosional (EQ) dapat mempengaruhi pikiran, perkataan, maupun perilaku seseorang, termasuk dalam pekerjaan. Individu yang memiliki kecerdasan emosional akan mampu mengetahui kondisi emosionalnya dan cara mengekspresikan emosinya secara tepat sehingga emosinya dapat dikontrol dan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari.


Lebih baru Lebih lama