Sumber gambar : pinterest.com
Motivasi Menurut Para Ahli > Motivasi digunakan mempengaruhi maupun mendorong pegawai atau karyawan untuk melakukan suatu tindakan, tanpa adanya dorongan tersebut maka pegawai atau karyawan tidak memiliki motivasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan pekerjaannya. Motivasi setiap individu dalam melakukan sesuatu pada
dasarnya berbeda-beda, sehingga hal ini menjadi salah satu masalah yang harus
dihadapi karena motivasi yang menurun dalam diri pegawai atau karyawan akan
berpengaruh langsung terhadap kinerja yang di lakukannya. Berikut pengertian motivasi menurut para ahli. | |||
1. | Richard L
Daft (2013) Motivasi
dapat di artikan sebagai kekuatan yang muncul dalam maupun dari luar diri
seseorang dan membangkitkan semangat serta ketekunan untuk mencapai sesuatu
yang di inginkan. | ||
2. | Hasibuan
(2010) Motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mereka mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. | ||
3. | Sutrisno (2009) Motivasi
adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula
sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. | ||
4. | Prabu
Mangkunegara (2009) Motivasi
adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya. | ||
5. | Menurut
Sardiman (2008) Motivasi
merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai
tujuan. | ||
6. | Fahmi
(2014) Motivasi
adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. | ||
7. | Sunyoto
(2013) Motivasi
kerja adalah sebagai keadaan yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai keinginannya. | ||
8. | Samsudin
(2010) Motivasi adalah
proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau
sekelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang ditetapkan. | ||
9. | Rivai
(2008) Motivasi
adalah proses yang menggerakkan atau mendorong seseorang melakukan suatu
perbuatan mencapai untuk mencapai tujuan yang di harapkan, Suatu keahlian
dalam mengarahkan karyawan dan perusahaan agar mau bekerja secara berhasil,
sehingga keinginan karyawan dan tujuan perusahaan sekaligus tercapai. | ||
10. | Siagian
(2009) Motivasi
merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. | ||
Sumber-sumber
Motivasi Berikut ini penjelasan sumber-sumber motivasi menurut
Suwatno (2011). | |||
1. | Motivasi
Intrinsik Motivasi
intrinsik adalah motifasi yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar. Karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajarnya. Jenis motivasi ini timbul dalam diri individu atas dasar kemauan
dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. | ||
2. | Motivasi
Ekstrinsik Motivasi
ekstrinsik adalah motifasi yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsan
dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak berkaitan dengan
dirinya. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu. | ||
Jenis-jenis Motivasi Berikut ini jenis-jenis motivasi menurut Hasibuan (2014). | |||
1. | Motivasi
positif Manajer
memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi
baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat,
karena pada umumnya manusia senang menerima yang baik saja. | ||
2. | Motivasi
negatif Manajer
memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang
pekerjaannya kurang baik (prestasinya rendah). Dengan motivasi negatif ini
semangat kerja bawahan dalam jangka pendek akan meningkat, karena mereka
takut dihukum; tetapi dalam waktu jangka panjang akan berakibat kurang baik. | ||
Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi Menurut
Sutrisno (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi dalam diri
karyawan, yaitu: | |||
1. | Faktor intern | ||
a. | Keinginan
untuk dapat hidup Merupakan
kebutuhan setiap manusia yang hidup di muka bumi ini. Untuk mempertahankan
hidup ini orang mau mengerjakan apa saja, apakah pekerjaan itu baik atau
jelek, apakah halal atau haram, dan sebagainya. Keinginan untuk dapat hidup
meliputi kebutuhan untuk: | ||
- | Memperoleh
kompensasi yang memadai | ||
- | Pekerjaan
tetap walaupun penghasilan tidak begitu memadai | ||
- | Kondisi
kerja yang aman dan nyaman | ||
b. | Keinginan
untuk dapat memiliki benda Dapat
mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak dialami
untuk kehidupan kita sehari-hari, bahwa keinginan yang keras unutk dapat
memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja. | ||
c. | Keinginan
untuk memperoleh penghargaan Seseorang
mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang
lain. Untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi, orang mau
mengeluarkan uangnya, untuk memperoleh uang itu pun ia harus bekerja keras. | ||
d. | Keinginan
untuk memperoleh pengakuan Bila
diperinci, maka keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi
hal-hal : | ||
- | Adanya
penghargaan terhadap prestasi | ||
- | Adanya
hubungan kerja yang harmonis dan kompak | ||
- | Pimpinan
yang adil dan bijaksana | ||
- | Perusahaan
tempat bekerja dihargai oleh masyarakat | ||
e. | Keinginan
untuk berkuasa Keinginan
untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. Kadang-kadang
keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji, namun
cara-cara yang dilakukan itu masih termasuk bekerja juga. Karyawan akan dapat
merasa puas bila dalam pekerjaan terdapat : | ||
- | Hak
otonomi | ||
- | Variasi
dalam melakukan pekerjaan | ||
- | Kesempatan
untuk memberikan sumbangan pemikiran | ||
- | Kesempatan
memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaan yang telah dilakukan | ||
2. | Faktor
ekstern | ||
a. | Kondisi
lingkungan kerja Lingkungan
kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar
karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan. Lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat
bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan dan termasuk juga
hubungan kerja antara orangorang yang ada di tempat tersebut. | ||
b. | Kompensasi
yang memadai Kompensasi
merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan untuk menghidupi diri
serta keluarganya. Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang
paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan
baik. Adapun kompensasi yang kurang memadai akan membuat mereka kurang
tertarik untuk bekerja keras, dan memungkinkan mereka bekerja tidak tenang,
dari sini jelaslah bahwa besar kecilnya kompensasi sangat mempengaruhi
motivasi kerja pada karyawan. | ||
c. | Supervisi
yang baik Fungsi
supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan, membimbing
kerja pada karyawan agar dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat
kesalahan. Dengan demikian, posisi supervisi sangat dekat dengan para
karyawan dan selalu menghadapi para karyawan dalam melaksanakan tugas
sehari-hari. Bila supervisi yang dekat para karyawan ini menguasai liku-liku
pekerjaan dan penuh dengan sifat kepemimpinan maka suasana kerja akan
bergairah dan bersemangat. | ||
d. | Adanya
jaminan pekerjaan Setiap
orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada dirinya
untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan merasa ada jaminan karir yang jelas
dalam melakukan pekerjaan. Mereka bekerja bukannya untuk hari ini saja,
tetapi mreka berhadap akan bekerja sampai tua cukup dalam satu perusahaan
saja, tidak usah sering kali pindah. Hal ini akan dapat terwujud bila
perusahaan dapat memberikan jaminan karir untuk masa depan, baik jaminan akan
adanya promosi jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan
potensi diri. | ||
e. | Status dan
tanggung jawab Status
atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan setiap karyawan dalam
bekerja. Karyawan bukan hanya menghadapkan kompensasi semata, tetapi pada
satu masa mereka juga berharap akan dapat kesempatan menduduki jabatan dalam
suatu perusahaan. Dengan menduduki jabatan, orang merasa dirinya akan
dipercayai, diberi tanggung jawab, dan wewenang yang besar untuk melakukan
kegiataan. | ||
f. | Peraturan
yang fleksibel Bagi
perusahaan besar biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang
harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Sistem dan prosedur kerja ini dapat
kita sebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi
para karyawan. Semua ini merupakan aturan main yang mengatur hubungan kerja
sama antara karyawan dengan perusahaan, termasuk hak dan kewajiban para
karyawan, pemberian kompensasi, promosi, mutasi dan sebagainya. | ||
Teori Motivasi Berikut ini penjelasan teori motivasi menurut sondang p.
siagian (2012). | |||
1. | Teori
Abraham H. Maslow Menyebutkan
motivasi terbentuk dari 5 hierarki kebutuhan: | ||
a. | Kebutuhan
Fisiologis Merupakan
hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk
dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. | ||
b. | Kebutuhan
akan Rasa Aman Meliputi
keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak
lagi bekerja. | ||
c. | Kebutuhan
Sosial Jika
kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan
kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. | ||
d. | Kebutuhan
Pengakuan Jenis
kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kekuasaan, prestasi, status dan
keyakinan akan diri sendiri. | ||
e. | Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan paling tinggi, yakni kebutuhan untuk menjadi orang
yang dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya. | ||
2. | Teori
Kebutuhan ERG Alderfer Teori ERG
Alderfer (Existence, Relatedness,
Growth) adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer.
Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan pokok manusia: | ||
a. | Existence Needs (Kebutuhan Keadaan) Suatu
kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat
rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan
rasa aman serta Hygiene Factors dari Herzberg. | ||
b. | Relatedness Needs (Kebutuhan Berhubungan) Mencakup
kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan
kebutuhan afiliasi dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg. | ||
c. | Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) Kebutuhan
yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif
terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan
dan perwujudan diri dari Maslow dan motivasion factors dari Herzberg. | ||
3. | Teori Dua
Faktor Herzberg Herzberg
mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu : | ||
a. | Hygiene Factors Yang
meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan
kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan
(Eksternal). | ||
b. | Motivation Factors Yang
dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan
yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan (Internal). | ||
4. | Teori
Keadilan Teori ini
menyebutkan bahwa seseorang memiliki sifat untuk selalu menyetarakan antara
usaha yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan imbalan
yang diterimanya. Jika imbalan yang diterima dirasakan kurang adil, maka
kemungkinan mereka akan meminta imbalan yang lebih besar atau memberikan
usaha yang lebih sedikit untuk organisasinya. | ||
5. | Teori
Harapan Teori ini
dikemukakan oleh Victor H.Vroom dalam bukunya yang berjudul “Work and
Motivation”. Teori ini menyebutkan bahwa jika seseorang memiliki harapan
untuk mendapatkan sesuatu dan mengetahui ada jalan untuk mendapatkannya, maka
motivasi untuk memenuhi harapan tersebut akan semakin tinggi. | ||
6. | Teori
Penguatan dan Modifikasi Perilaku Teori
motivasi ini menyebutkan bahwa yang mempengaruhi motivasi seseorang bukan
hanya karena kebutuhan, tetapi juga faktor-faktor dari luar dirinya. Manusia
cenderung akan mengulangi hal yang dapat memberikan keuntungan bagi dirinya,
dan menghindari hal yang dapat merugikan, dimana hal tersebut bisa jadi
merubah perilaku asal dari individu tersebut. | ||
7. | Teori
Kaitan Imbalan dengan Prestasi Teori ini
sebenarnya adalah hasil dari penyempurnaan teori-teori sebelumnya oleh para
ahli. Pada teori ini dihasilkan faktor-faktor eksternal dan internal yang
apabila berinteraksi secara prositif maka akan menghasilkan motivasi kerja
yang tinggi pada diri karyawan. Faktor eksternal tersebut antara lain; jenis
dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung, organisasi
tempat bekerja, situasi lingkungan pada umumnya, dan sistem imbalan yang
berlaku dan cara penerapannya. Sedangkan faktor internal yang dimaksud antara
lain; persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi,
kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang dihasilkan. | ||
8. | Teori
Motivasi “Tiga Kebutuhan” David
McClelland (1961) dalam teorinya Mc.Clelland’s Achievement Motivation Theory
atau teori motivasi prestasi McClelland akan digunakan untuk mendukung
hipotesa yang akan dikemukakan dalam penelitian ini. Dalam teorinya
McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial,
bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan
atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu: | ||
a. | Kebutuhan
akan prestasi Kebutuhan
akan prestasi (Need of achievement)
Orang yang memiliki kecenderungan nAch yang tinggi lebih tertarik untuk
menemukan cara bagaimana ia mendapatkan sebuah prestasi tertentu. Orang-orang
jenis ini umumnya lebih cenderung bekerja secara pribadi sehingga kurang
cocok untuk bekerja dalam sebuah tim. Orang tipe ini cenderung lebih suka
dengan persaingan. Dalam lingkungan kerja, orang-orang dengan nAch tinggi
akan merasa puas jika mampu menduduki posisi tertentu sesuai dengan apa yang
ia inginkan. Karena orienstasinya adalah pencapaian, orang dengan nAch tinggi
lebih cocok berkarir sebagai wiraswasta atau pekerjaan dengan target
tertentu. | ||
b. | Kebutuhan
kekuasaan Kebutuhan
kekuasaan (Need of power), berbeda dengan
orang-orang nAch yang berorienstasi pada pencapaian, orang-orang yang meliki
need of power yang tinggi akan merasa puas jika ia mampu memberikan pengaruh
pada lingkungan sekitar. Orang-orang yang ingin menjadi leader dalam
lingkungannya. Mereka ingin setiap pandangan serta ide-ide yang ia miliki
mendominasi di lingkungan dimana ia berada. Baik itu dalam lingkungan kerja
maupun organisasi lain. | ||
c. | Kebutuhan
afiliasi Kebutuhan
Afiliasi (Need of affiliation)
memiliki arti bahwa setiap orang memiliki kebutuhan akan lingkungan yang
bersahabat dan dapat bekerja sama dalam berorganisasi. Kebutuhan berafiliasi
akan membuat seseorang cenderung menghilangkan suasana yang berpotensi
menyebabkan persaingan, namun hal ini tentunya tidak akan menghambat
keberhasilan seseorang dalam bekerja karena tentunya keterampilan dalam
bekerja sama yang baik menjadi salah satu faktor seseorang dapat bekerja
dengan baik. | ||
Metode Motivasi Menurut Malayu S.P Hasibuan (2014), terdapat dua jenis metode
motivasi yaitu: | |||
1. | Langsung (Direction Motivation) Metode
langsung adalah motivasi (material dan non material) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan,
bonus, piagam, dan lain sebagainya. | ||
2. | Motivasi
tidak langsung (Indirect Motivation) Metode
tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas–fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran
tugas, sehingga karyawan betah dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. | ||
Membangun Motivasi Menurut
Wibowo (2014), beberapa cara perlu dilakukan untuk dapat membangun motivasi, yaitu: | |||
1. | Menilai
sikap Penting
bagi manajer untuk memahami sikap mereka terhadap bawahannya. Pikiran mereka
dipengaruhi oleh pengalaman mereka dan akan membentuk cara bagaima-na
berperilaku terhadap semua orang yang dijumpai. | ||
2. | Menjadi
Manajer Yang Baik Manajer
yang baik mempunyai karakteristik : mempunyai komitmen bekerja, berkolaborasi
dengan bawahan, memercayai orang, loyal pada teman sekerja, menghindari
‘politik kantor’. | ||
3. | Memperbaiki
Komunikasi Komunikasi
antar manajer dengan bawahan dilakukan dengan menyediakan informasi secara
akurat dan detail. Informasi menyangkut apa yang ingin diberitahukan dan apa
yang mau diketahui manajer dengan bawahan. | ||
4. | Menciptakan
Budaya Tidak Menyalahkan Setiap
manajer dan bawahan yang mempunyai tanggung jawab harus dapat menerima
kegagalan.Tetapi untuk memotivasi secara efektif diperlukan ‘budaya tidak
menyalahkan. | ||
5. | Memenangkan
Kerja Sama Komponen
dasar dari lingkungan motivasional adalah kerja sama, yang harus diberikan
manajer pada bawahan dan sebaliknya diharapkan dari mereka. | ||
6. | Mendorong
Inisiatif Kemampuan
mengambil inisiatif tergantung pada pemberdayaan dan lingkungan yang mengenal
kontribusi.Semakin banyak yang diharapkan orang, semakin banyak mereka
memberi selama ada dukungan. | ||
Fungsi
Motivasi Menurut Hamalik (2003), fungsi motivasi ialah: | |||
1. | Mendorong
munculnya suatu sikap atau perilaku. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan
muncul perilaku seperti belajar | ||
2. | Motivasi berfungsi sebagai
pengendali. artinya mengarahkan kegiatan ke pencapaian tujuan yang
diinginkan. | ||
3. | Motivasi
berfungsi sebagai penggerak. motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan. | ||
Menurut
Sardiman (2006), terdapat 3 fungsi motivasi: | |||
1. | Mendorong
orang untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. | ||
2. | Menentukan
arah kegiatan, yakni kearah tujuan yang akan digapai | ||
3. | Menyeleksi
kegiatan adalah menentukan perbuatan-perbuatan apa yang perlu dikerjakan yang
cocok demi mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak
berfaedah bagi tujuan tersebut. | ||
Tujuan
Motivasi Menurut Hasibuan (2005), Ada beberapa tujuan pemberian motivasi
yaitu: | |||
1. | Mendorong
gairah dan semangat kerja karyawan | ||
2. | Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan | ||
3. | Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan | ||
4. | Mempertahankan
loyalitas dan kestabilan karyawan | ||
5. | Meningkatkan
kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan | ||
6. | Mengefektifkan
pengadaan karyawan | ||
7. | Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik | ||
8. | Meningkatkan
kreativitas dan partisipasi karyawan | ||
9. | Meningkatkan
tingkat kesejahteraan karyawan | ||
10. | Mempertinggi
rasa tangung jawab karyawan | ||
Menurut
Sofyandi (2008) bahwa, Tujuan-tujuan dari motivasi antara lain adalah
sebagai berikut: | |||
1. | Untuk
meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan | ||
2. | Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan | ||
3. | Mempertahankan
kestabilan karyawan dalam perusahaan | ||
4. | Meningkatkan
kedisiplinan karyawan dalam bekerja | ||
5. | Mengefektifkan
dalam pengadaan karyawan | ||
6. | Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang kondusif | ||
7. | Meningkatkan
loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan | ||
8. | Meningkatkan
kesejahteraan karyawan | ||
9. | Mempertinggi
rasa tanggung jawab akan tugas, dan lain-lain. | ||
Manfaat
Motivasi Kerja Menurut Arep Ishak &
Tanjung Hendri (2003). Manfaat
motivasi yang utama adalah
menciptakan gairah kerja, sehingga
produktivitas kerja meningkat.
Sementara itu, manfaat
yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang
termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya
pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang
sudah ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang
dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang
mengerjakannya. Orang pun akan
merasa dihargai/diakui, hal ini terjadi karena pekerjaannya itu
betul-betul berharga bagi orang yang termolivasi, schingga orang tersebut
akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi
menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau
Oleh individu yang
bersangkutan dan tidak
akan membutuhkan terlalu banyak
pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi. | |||
Dimensi dan Indikator Motivasi Menurut
Alderfer dalam Hasibuan (2005), terdapat beberapa dimensi dalam motivasi
yaitu: | |||
1. | Existence
Needs Yaitu
karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan Karyawan merasa kehidupannya
terjamin | ||
2. | Relatedness
Needs Yaitu
karyawan memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan rekan kerja dan
karyawan memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan atasan. | ||
3. | Growth
Needs Yaitu
karyawan merasa pekerjaan yang dilakukan dihargai atasan karyawan merasa ide
atau gagasannya yang berkaitan dengan pekerjaan dapat diterima atasan. | ||
Menurut Sondang P.Siagian (2008),
terdapat 8 indikator motivasi kerja yang terdiri dari: | |||
1. | Daya
Pendorong Daya
pendorong adalah semacam naluri, yang berupa suatu dorongan kekuatan untuk menggerakkan
seseorang dalam berperilaku guna mencapai tujuan. Namun, cara-cara yang
digunakan berbeda-beda dari tiap-tiap individu menurut latar belakang
kebudayaannya masing-masing. | ||
2. | Kemauan Kemauan
adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena terstimulasi/terpengaruh dari
luar (orang lain atau lingkungan). Kemauan mengindikasikan adanya reaksi
tertentu sebagai akibat adanya tawaran dari orang lain. | ||
3. | Kerelaan Kerelaan
adalah suatu bentuk persetujuan atas permintaan orang lain agar dirinya mengabulkan
permintaan tersebut tanpa merasa adanya keterpaksaan (ikhlas). | ||
4. | Membentuk
Keahlian Membentuk
keahlian adalah proses penciptaan atau pembetukkan, proses mengubah kemahiran
seseorang dalam suatu bidang ilmu tertentu. | ||
5. | Membentuk
Keterampilan Keterampilan
adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pola-pola tingkah laku yang
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil/prestasi tertentu. | ||
6. | Tanggung
Jawab Tanggung
jawab berarti suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik berupa
hak dan kewajiban ataupun kekuasaan. Tanggung jawab diartikan secara umum
sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara
tertentu. | ||
7. | Kewajiban Kewajiban
adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atas sesuatu yang dibebankan
kepadanya. Misalnya dalam bidang kerja, Anda akan diberikan tugas-tugas yang
harus diselesaikan. | ||
8. | Tujuan Tujuan
merujuk pada pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana perusahaan
bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu
yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk
menimbulkannya. | ||
Pemberian
motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi. Dengan adanya motivasi dalam diri pegawai atau karyawan, maka akan dengan mudah untuk mengarahkan dan menggerakan pegawai atau karyawan tersebut untuk melakukan pekerjaan seperti yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi
merupakan proses keterkaitan antara usaha dan keinginan. Apabila pegawai atau karyawan termotivasi, maka akan berusaha untuk melakukan sesuatu. Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan menciptakan ketegangan
yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu pada diri pegawai atau karyawan. |
Artikel Terkait