Sumber gambar : pinterest.com
Prestasi Kerja Menurut Para Ahli > Prestasi kerja merupakan hasil kerja pegawai/karyawan atas keberhasilannya dalam menjalankan tugas serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif. Setiap karyawan yang bekerja di perusahaan pada umumnya mempunyai prestasi kerja yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Prestasi kerja karyawan cenderung dapat berubah, baik yang mengalami kenaikan maupun mengalami penurunan, sehingga kondisi ini perlu mendapat perhatian agar dapat mencari solusi yang tepat bagi kemajuan perusahaan di masa mendatang. Berikut pengertian prestasi kerja menurut para ahli. | ||
1. | Hasibuan dalam Badriah (2015) Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan
atas pengalaman kesungguhan dan waktu. | |
2. | Moh. As’ud dalam Badriah (2015) Prestasi kerja merupakan kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. | |
3. | Sutrisno (2011) Prestasi Kerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu. | |
4. | Mangkunegara (2009) Prestasi Kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. | |
5. | Menurut
Rivai (2006) Prestasi
kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak
melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. | |
6. | Maier
dalam As’ad (2001) Prestasi
Kerja adalah kualitas, kauntitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang,
absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan. | |
7. | Bernadin
dan Russel dalam Sutrisno (2009) Prestasi kerja
adalah catatan tentang hasil – hasil yang diperoleh dari fungsi – fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. | |
8. | Soeprihanto (2001) Prestasi
kerja dalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target, sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama. | |
9. | Hartatik (2014) Penilaian
prestasi kerja adalah suatu penilaian periodik atas nilai seorang karyawan
bagi organisasinya. Penilaian ini dilakukan oleh atasannya atau seseorang
yang mempunyai posisi untuk mengamati atau menilai prestasi karyawan. | |
10. | Sunyoto
(2012) Penilaian
prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja karyawan. | |
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja terdiri
dari Kuantitas kerja, Kualitas kerja, Keandalan, Inisiatif dan Kehadiran.
Berikut ini penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja menurut
Afifuddin (2015). | ||
1. | Kuantitas kerja Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu yang ada, yang
perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat
terselesaikan. | |
2. | Kualitas kerja Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang
ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, keterampilan, dan
keberhasilan hasil kerja. | |
3. | Keandalan Dapat tidaknya pegawai diandalkan adalah kemampuan
memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan, dan
kerjasama. | |
4. | Inisiatif Kemampuan mengenali masalah-masalah dan mengambil tindakan
yang korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung
jawab menyelesaikan tugas-tugas yang belum diberikan. | |
5. | Kehadiran Keberadaan pegawai di tempat kerja untuk bekerja sesuai
dengan waktu atau jam kerja yang telah ditentukan. | |
Unsur-unsur
penilaian Prestasi Kerja Unsur-unsur
penilaian menurut Wibowo (2007), diklasifikasikan sebagai berikut: | ||
1. | Produktivitas Produktivitas
biasanya dinyatakan sebagai hubungan antara input dan output suatu proses.
Oleh karena itu produktivitas merupakan hubungan antara jumlah output
dibandingkan dengan sumber daya yang dikonsumsi dalam memproduksi output. | |
2. | Kualitas Kualitas
berdasarkan ukuran internal diartikan sebagai susut, cacat per unit sedangkan
menurut ukuran eksternal diartikan sebagai kepuasan pelanggan atau frekuensi
pemesanan ulang pelanggan. | |
3. | Ketepatan
waktu Pada
dasarnya ketepatan waktu mengukur apakah karyawan melakukan apa yang
dikatakan akan dilakukan. | |
4. | Cycle
Time Cycle
Time menunjukkan
jumlah waktu yang diperlukan untuk maju dari satu titik ke titik lain dalam
proses. Pengukuran cycle time mengukur berapa lama sesuatu dilakukan. | |
5. | Pemanfataan
sumber daya Pemanfaatan
sumber daya dapat dimanfaatkan untuk mesin, komputer, kendaraan bahkan orang
dengan mengetahui tingkat pemanfaatan, perusahaan tidak memerlukan lebih
banyak sumber daya. | |
6. | Biaya Biaya
sangat berguna apabila dilakukan kalkulasi dalam dasar per unit namun banyak
perusahaan hanya mempunyai sedikit informasi tentang biaya per unit. Pada umumnya
dilakukan kalkulasi biaya secara menyeluruh. | |
Pengukuran
Prestasi Kerja Menurut
Sutrisno (2009), pengukuran prestasi kerja diarahkan pada enam aspek yaitu: | ||
1. | Hasil
kerja: Tingkat
kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan
dilakukan. | |
2. | Pengetahuan
pekerjaan: Tingkat
pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh
langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja. | |
3. | Inisiatif: Tingkat
inisiatif selama menjalankan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan
masalah-masalah yang timbul. | |
4. | Kecakapan
mental: Tingkat
kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikan
dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada | |
5. | Sikap: Tingkat
semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan. | |
6. | Disiplin
waktu dan absensi: Tingkat
ketepatan waktu dan tingkat kehadiran. | |
Sistem Penilaian Prestasi Kerja Sistem
penilaian prestasi kerja dengan menilai adalah manusia yang di samping
memiliki kemampuan, penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolok ukur
tertentu yang realistik dan Hasil penilitian harus disampaikan kepada pegawai.
Berikut ini penjelasan sistem penilaian prestasi kerja menurut Siagian (2014). | ||
1. | Yang dinilai adalah manusia yang di samping memiliki
kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan. | |
2. | Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolok ukur
tertentu yang realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta
kriteria yang ditetapkan dan diterapkan secara obyektif. | |
3. | Hasil penilitian harus disampaikan kepada pegawai yang
dinilai dengan tiga maksud, yaitu: | |
a. | Dalam hal penilaian tersebut positif, menjadi dorongan
kuat bagi peawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi di masa yang
akan datang sehingga kesempatan meniti karier lebih terbuka baginya. | |
b. | Dalam hal penilaian tersebut bersifat negatif, pegawai
yang bersangkutan mengetahui kelemahannya dan dengan demikian dapat mengambil
berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut. | |
c. | Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak
obyektif, kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajukan. | |
Metode Penilaian Prestasi Kerja Penilaian
prestasi dapat dilakukan dalam berbagai cara atau metode . Metode penilaian
yang dilakukan perusahaan tentunya tergantung pada sasaran yang ingin dicapai
dan bentuk perusahaan yang dihadapi. Beberapa metode dapat digunakan untuk
menilai prestasi kerja namun tidak ada satu pun metode yang paling baik untuk
semua organisasi. Oleh karena itu metode penilaian prestasi kerja dapat
berbeda-beda tergantung pada apa yang menjadi tujuan dilaksanakan penilaian
kerja dan hal yang ini dicapai perusahaan. Menurut Mondy dan Noe di dalam
Panggabaean (2004), metode-metode yang dapat dipilih antara lain : | ||
1. | Rating
Scale (Skala
rating) Dengan
menggunakan metode ini hasil penilaian kinerja karyawan dicatat dalam suatu
skala. Skala itu dibagi dalam 7 atau 5 kategori dan karena konsep yang akan
dinilai bersifat kualitatif, maka kategori yang digunakan bersifat
kualitatif, yaitu sangat memuaskan sampai dengan sangat tidak memuaskan.
Faktor-faktor yang dinilai dapat dikemlompokkan kedalam 2 kelompok, yaitu
berkaitan dengan pekerjaan dan karakteristik pekerja. Setiap faktor
dijelaskan dengan cermat untuk menghindari kesalahpahaman dari pihak penilai
maupun pihak yang dinilai. | |
2. | Critical
incidents (insiden-indisen
kritis) Penilaian
dilakukan pada saat-saat kritis saja, yaitu waktu dimana perilaku karyawan
dapat membuat bagiannya sangat berhasil atau bahkan sebaliknya. Pada
hakikatnya metode penilaian ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus
digabungkan dengan metode lain. | |
3. | Essay Penilai
menulis cerita ringkas yang menggambarkan prestasi kerja karyawan. Metode ini
cenderung menggambarkan prestasi kerja karyawan yang luar biasa ketimbang
kinerjanya setiap hari. Penilaian ini sangat mengandalkan kemampuan menulis
penilai. | |
4. | Work
Standards (Standar
kerja) Metode
ini membandingkan kinerja karyawannya dengan standar yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Standar mencerminkan hasil yang normal dari rata-rata
karyawan dalam usaha normal. | |
5. | Ranking Penilai
membandingkan karyawan yang satu dengan lainnya untuk menentukan siapa yang
lebih baik dari siapa dan kemudian menempatkan karyawan dalam urutan yang
terbaik sampai terburuk. | |
6. | Forced
distribution (distribusi
yang dipaksakan) Dalam
metode ini diasumsikan bahwa karyawan dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori
yaitu kategori yang paling baik (10%), kemudian yang baik (20%), cukup (40%),
buruk (20%) dan sisanya (10%). Kelemahan metode ini adalah apabila hampir
semua karyawan dalam bagiannya mempunyai kinerja yang sangat memuasakan, maka
akan sangat sulit membaginya ke dalam 5 kategori, begitu pula yang terjadi
dika kebalikannya. | |
7. | Forced-choice
ang weighted checklist performance report Pemilihan
yang dipaksakan dan laporan pemeriksaan kinerja tertimbang ini memerlukan
penilai untuk memilih karyawan mana yang dapat mewakili kelompoknya. Faktor
yang dinilai adalah perilaku karyawan dan penilai memberikan nilai positif
dan negatif namun penilai tidak perduli dengan bobot penilaiannya. | |
8. | Behaviourlly
anchored scales Merupakan
metode penilaian berdasarkan catatan penilai menggambarkan perilaku karyawan
yang sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. | |
9. | Pendekatan
management by objective (MBO) Dalam metode ini, setiap
karyawan dan penyelia secara bersama-sama menentukan sasaran perusahaan,
tujuan individu dan saran-saran untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. | |
Tujuan
Penilaian Prestasi Kerja Menurut
Hartatik (2014), ada dua tujuan penilaian prestasi kerja karyawan, yaitu: | ||
1. | Tujuan
penilaian prestasi kerja karyawan secara umum, terdiri dari: | |
a. | Penilaian
kinerja bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan para pekerja dengan
memberikan bantuan agar setiap pekerja mampu mewujudkan dan mempergunakan
potensi yang dimiliknya. | |
b. | Penilaian
kinerja bertujuan untuk menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pekerja
dan manajer untuk membuat keputusan yang dapat dilaksanakan dengan perusahaan
tempat bekerja. | |
c. | Penilaian
kinerja bertujuan menyusun inventaris sumber daya manusia dilingkungan
organisasi yang digunakan untuk mendesain hubungan antara atasan dan bawahan,
agar dapat menwujudkan saling pengertian dan penghargaan. | |
d. | Penilaian
kinerja bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja, berpengaruh pada
prestasi kerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya. | |
2. | Tujuan
penilaian prestasi kerja karyawan secara khusus, terdiri dari: | |
a. | Penilaian
kinerja merupakan kegiatan yang hasilnya dijadikan sebagai pertimbangan
melakukan promosi, menghentikan pelaksanaan pekerjaaan yang keliru,
menegakkan disiplin sebagai kepentingan bersama, menetapkan pemberian
penghargaan. | |
b. | Penilaian
kinerja menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam
membuat tes yang mempunyai validitas tinggi. | |
c. | Penilaian
kinerja menghasilkan informasi yang digunakan sebagai umpan balik bagi
pekerja dalam meningkatkan efisiensi kinerja dan memperbaiki kekurangan atau
kekeliruan yang pernah terjadi dalam melaksanakan pekerjaan. | |
d. | Penilaian
kinerja berisi informasi yang digunakan agar dapat mengindentifikasi
kebutuhan pekerjaan dalam meningkatkan prestasi kerja. | |
e. | Penilaian
kinerja memberikan informasi tentang spesifikasi jabatan, baik menurut
pembidangan maupun berdasarkan penjenjangan dalam struktur organisasi. | |
f. | Penilaian
kinerja harus dilaksanakan oleh manajer dengan atau tanpa kerja sama petugas
manajemen sumber daya manusia terhadap bawahannya. | |
Manfaat
Penilaian Prestasi Kerja Manfaat Penilaian Prestasi Kerja terdiri dari Perbaikan
Prestasi Kerja, Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi, Evaluasi prestasi kerja,
Keputusan-keputusan Penempatan, Perencanaan dan Pengembangan Karier,
Penyimpangan-penyimpangan Proses Staffing, Ketidak-akuran Informasional,
Kesalahan-kesalahan Desain Pekerjaan dan Tantangan-tantangan Eksternal.
Berikut ini penjelasan manfaat penilaian prestasi kerja menurut Handoko (2014). | ||
1. | Perbaikan Prestasi Kerja Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan,
manajer dan departemen personalia dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka
demi perbaikan prestasi kerja. | |
2. | Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan
dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi
lainnya. | |
3. | Evaluasi prestasi kerja Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada
prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk
penghargaan prestasi kerja masa lalu. | |
4. | Keputusan-keputusan Penempatan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan
latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang
harus dikembangkan. | |
5. | Kebutuhan-kebutuhan Latihan dan Pengembangan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan
latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang
harus dikembangkan. | |
6. | Perencanaan dan Pengembangan Karier Umpan balik prestasi kerja seseorang karyawan dapat
mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu
yang harus diteliti. | |
7. | Penyimpangan-penyimpangan Proses Staffing Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan
atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia. | |
8. | Ketidak akuran Informasional Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan
dalam informasi analisis jabatan, rencana sdm, atau komponen-komponen sistem
informasi manajemen personalia lainya. Menggantungkan diri pada informasi yang
tidak akurat dapat mengakibatkan keputusan-keputusan personalia yang diambil
menjadi tidak tepat. | |
9. | Kesalahan-kesalahan Desain Pekerjaan Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda
kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnose
kesalahan-kesalahan tersebut. | |
10. | Tantangan-tantangan Eksternal Kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di
luar lingkungan kerja, seperti; keluarga, kesehatan, kondisi financial atau
masalah-masalah pribadi lainya. departemen personalia dimungkinkan untuk
menawarkan bantuan kepada semua karyawan yang membutuhkan. | |
Dimensi Dan Indikator Prestasi Kerja Menurut
Rivai (2004) dimensi prestasi kerja terdiri dari: | ||
1. | Kualitas Kualitas
kerja yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja dengan tidak
mengabaikan volume pekerjaan. Dengan adanya prestasi kerja yang baik dapat
menghindari tingkat kesalahan di dalam penyelesaian suatu pekerjaan
produktivitas dari kerja yang dihasilkan bermanfaat bagi kemajuan perusahaan. | |
2. | Kuantitas Kuantitas
kerja yaitu volume kerja yang dihasilkan normal atau diatas kondisi normal.
Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis atau pekerjaan yang dilakukan
dalam suatu waktu sehingg efesiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan perusahaan. | |
3. | Kerja sama Kerja sama merupakan tuntutan bagi keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sebab dengan adanya kerja sama yang
baik akan memberikan kepercayaan pada berbagai pihak yang berkepentingan,
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. | |
4. | Waktu Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang
disesuaikan dengan kebijaksaan dari perusahaan. Karena dengan adanya
pemanfaatan waktu maka pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu pada waktu
yang ditentukan oleh perusahaan. | |
Menurut
Hartatik (2014), berikut ini adapun indikator dari prestasi kerja karyawan,
yaitu: | ||
1. | Kesetiaan Penilai
menilai kesetiaan pekerja terhadap pekerjaan, jabatan dan organisasi.
Kesetiaan ini ditunjukkan dari kesediaan karyawan menjaga dan membela
organisasi di dalam maupun luar pekerjaan. | |
2. | Prestasi Penilai
menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan oleh
karyawan dari deskripsi pekerjaan. | |
3. | Kejujuran Penilai
menilai kejujuran dan melaksanakan tugasnya memenuhi perjanjian, baik bagi
dirinya maupun terhadap orang lain. | |
4. | Kedisiplinan Penilai
menilai kedisiplinan karyawan dalam mematuhi peraturan yang ada dan
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan. | |
5. | Kreativitas Penilai
menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan
pekerjaan, sehingga bekerja lebih berdaya dan berhasil guna. | |
6. | Kerja sama Penilai
menilai partisipasi dan kerja sama seorang karyawan, baik vertikal maupun
horizontal, di dalam maupun diluar pekerjaan. | |
7. | Kepemimpinan Penilai
menilai kemampuan karyawan untuk memimpin, mempengaruhi, dan mempunyai
pribadi yang kuat, dihormati, wibawa dan dapat memotivasi orang lain. | |
8. | Kepribadian Penilai
menilai sikap, perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan
menyenangkan, memperhatikan sikap yang baik, dan penampilan yang simpatik
serta wajar dari karyawan tersebut. | |
9. | Prakarsa Penilai
menilai kemampuan berpikir seorang karyawan dengan didasarkan pada inisiatif
untuk menganalisa, menilai, menciptakan, memberikan alasan, mendapatkan
kesimpulan dan membuat keputusan masalah yang dihadapi. | |
10. | Tanggung
jawab Penilai
menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaan,
pekerjaan, hasil kerja, sarana dan prasarana yang digunakan. | |
Pelaksanaan penilaian prestasi kerja dapat memberikan kemungkinan karyawan dan departemen personalia melakukan perbaikan secara periodik dan berkesinambungan dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan perusahaan. Hasil penilaian prestasi kerja akan menentukan jenis pelatihan dan pengembangan karir, sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian prestasi kerja karyawan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk pengambilan keputusan untuk kegiatan promosi, mutasi, demosi untuk masa mendatang, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan di masa mendatang. Prestasi kerja karyawan yang terjadi di periode sebelumnya dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan kemasa yang akan datang. |
Artikel Terkait