Sumber gambar : pinterest.com
Kategori Gaya Kepemimpinan Menurut Para Ahli > Gaya kepemimpinan (Leadership style) telah muncul bersamaan dengan dimulainya
sejarah manusia yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa
orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam
bentuk apa kelompok manusia itu dibentuk. Gaya
kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang ikut menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan dalam organisasi, sehingga dalam penerapannya gaya
kepemimpinan akan mempengaruhi para pegawai atau karyawan dalam bekerja. Berikut kategori gaya kepemimpinan menurut para ahli, Siagian (2007). | |
1. | Gaya
Kepemimpinan Otokratik. Pengambilan
keputusan seorang manajer yang otokratik akan bertindak sendiri dan
memberitahukan bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan
para bawahan itu hanya berperan sebagai pelaksana karena tidak dilibatkan
sama sekali dalam proses pengambilan keputusan. Memelihara hubungan dengan
para bawahannya, manajer yang otokratik biasanya dengan menggunakan
pendekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya dalam organisasi dan
kurang mempertimbangkan apakah kepemimpinannya dapat diterima dan diakui oleh
para bawahan atau tidak.Seorang pemimpin yang otokratik biasanya memandang
dan memperlakukan para bawahannya sebagai orang-orang yang tingkat kedewasa
atau kematangannya lebih rendah dari tingkat kedewasaan atau kematangan
pimpinan yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam interaksi yang terjadi
tidak mustahil bahwa ia akan menonjolkan gaya memerintah dan bukan gaya
mengajak. |
2. | Gaya
Kepemimpinan Paternalistik Pemimpin
paternalistik menunjukkan kecenderungan-kecenderungan bertindak sebagai berikut:
Pengambilan keputusan, kecenderungannya menggunakan cara mengambil keputusan
sendiri dan kemudian berusaha menjual keputusan itu kepada para bawahannya.
Dengan menjual keputusan itu diharapkan bahwa para bawahan akan mau
menjalankan meskipun tidak dilibatkan didalam proses pengambilan keputusan. |
3. | Gaya
Kepemimpinan Kharismatik. Teori
kepemimpinan belum dapat menjelaskan mengapa seseorang dipandang sebagai
pemimpin yang kharismatik, sedangkan yang lain tidak. Artinya, belum dapat
dijelaskan secara ilmiah faktor-faktor apa saja yang menjadi seseorang
memiliki kharisma tertentu. |
4. | Gaya
Kepemimpinan Laissez-faire. Karakteristik
yang paling nampak dari seseorang pemimpin laissez-faire terlihat
pada gayanya yang santai dalam memimpin organisasi. Dalam hal pengambilan
keputusan, misalnya, seorang pemimpin laissez-faire akan
mendelagisakan tugas-tugasnya kepada bawahannya, dengan pengarahan yang
minimal atau bahkan sama sekali tanpa pengarahan sama sekali. |
5. | Gaya
Kepemimpinan Demokratik. Pengambilan
keputusan pemimpin demokratik pada tindakannya mengikutsertakan para
bawahannya dalam seluruh pengambilan keputusan. Seorang pemimpin demokratik
akan memilih model dan teknik pengambilan keputusan tertentu yang
memungkinkan para bawahan ikut serta dalam pengambilan keputusan. |
Keberadaan
seorang pemimpin perlu ikut ambil bagian dan mampu menyelesaikan masalah yang
timbul secara bersama-sama, dalam kelompok kerja yang terbentuk dalam
organisasi sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas akan lebih
cepat dan memberikan hasil yang optimal. |
Artikel Terkait